
Pada Tanggal 28 Februari 2020, kami melaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan ecobricks dan pembuatan pupuk kompos dari sampah sisa makanan dan daun kering kepada siswa-siswi kelas 7 SMPN 260 Pulau

Kegiatan sampling sampah dilaksanakan selama 8 hari yaitu pada tanggal 18 hingga 25 Januari 2020 mengikuti Metode Sampling Sampah yang diatur dalam SNI 19-3964-1994. Tujuan dari dilakukannya sampli

Pada tanggal 14 Februari 2020 kemarin melalui project Save Our Ocean and Small Island (SOSIS), tim @diverscleanaction melaksanakan pendampingan kepada petugas PPSU RW 01 di Pulau Harapan, Kepulauan

Hai teman-teman setelah kita melaksanakan DTDE ke 282 rumah. Ada yang tau DTDE apa? Yaps, DTDE atau Door to Door Education merupakan proses edukasi yang kita lakukan langsung terhadap warga agar me

Pada tanggal 21-22 April 2018, kami melaksanakan Eco-Trip. Peserta Eco-Trip berkumpul di Dermaga 17 Ancol dan naik kapal bersama-sama ke Pulau Harapan, Kepulauan Seribu. Peserta Eco-Trip didampingi
PELATIHAN ECOBRICK DAN PEMBUATAN KOMPOS : SMPN 260 PULAU HARAPAN
ECO Trip Asik Bersama SOSIS
Integrasi Sistem Menuju Ekonomi Sirkular
Beberapa tahun terakhir ini, ketertarikan masyarakat Kepulauan Seribu untuk melakukan pemilahan sampah anorganik laku jual semakin meningkat ditambah dengan merebaknya bank sampah yang dikelola oleh masyarakat. Peningkatan partisipasi daur ulang sampah ini sejalan dengan target pengurangan sampah (pembatasan timbulan, guna ulang, dan daur ulang sampah) sebesar 30% pada tahun 2015 sesuai Peraturan Presiden No. 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan Strategi Nasional (Jakstranas) Pengelolaan Sampah. Dibutuhkan kolaborasi yang berkelanjutan dengan semua pemangku kepentingan, seperti pemerintah, perusahaan, universitas/akademia, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan masyarakat, beserta perubahan sistemik pada perspektif sampah dan pengelolaannya. Tujuan utama pengelolaan sampah harus bisa menjadi sumber daya sekunder yang lebih murah dan ramah lingkungan.
Divers Clean Action bersama instansi lain bekerja sama untuk memantik perubahan sistemik melalui pendekatan bottom-up, di mana gerakan masyarakat menjadi inisiatif mula dari perubahan ini. Kemudian, kami mengidentifikasi tantangan utama dan best practices yang dapat dijadikan pembelajaran solusi dari daerah atau bidang lainnya. Kami mendukung dialog bersama seluruh instansi dan perorangan yang peduli, contohnya Divers Clean Action mendorong komunikasi kebutuhan para pengumpul sampah di pulau dengan Suku Dinas Lingkungan Hidup untuk menunjang pengumpulan sampah terpilah. Adapun, kami melaksanakan edukasi ke rumah-rumah mengenai pemilahan sampah, sehingga masyarakat menjadi peduli terhadap isu sampah laut dan memahami cara melakukan pemilahan sampah dari sumber. Kami pun mendorong advokasi kebijakan dan program tahunan pemerintah untuk mewujudkan fondasi bagi perubahan sistemik yang kita usung saat ini.
Kunci utama untuk mendukung transisi menuju circular economy menurut kami, yaitu kesadaran mengenai masalah sampah, stakeholder engagement, dan penguatan kapasitas teknis dan organisasi instansi dan perorangan untuk melakukan peran dan tanggung jawab masing-masing di sistem pengelolaan sampah. Kita harus bisa mengubah pandangan kita bahwa sampah merupakan sumber daya yang berharga untuk mengatasi masalah sampah laut dan juga penggunaan sumber daya yang sangat merusak bumi.
Kami membutuhkan relawan untuk program ini. Klik disini untuk infomasi lebih lanjut.
Pengembangan Teknis Operasional Pengelolaan Sampah
Peran serta seluruh pihak adalah salah satu kunci mewujudkan pengelolaan sampah yang terintegrasi. Hal ini tidak terlepas dari perlu adanya peningkatan kapasitas seluruh stakeholder yang berperan seperti masyarakat, petugas sampah, pemerintah lokal dan stakeholder lainnya. Penguatan kapasitas teknis dan organisasi termasuk mendorong terbitnya dokumen prosedur dan panduan dan implementasinya bagi pengumpul sampah dan masyarakat dalam pemilahan sampah, pelatihan dan pendampingan rutin bagi seluruh pihak yang terlibat dalam sistem pengelolaan sampah sesuai UU Nomor 18 Tahun 2008 mengenai Pengelolaan Sampah, dan wadah komunikasi untuk seluruh pemangku kepentingan untuk bisa berbagi informasi mengenai teknologi paling mutakhir dan best practices. Kondisi Kepulauan Seribu yang terdiri dari gugusan kepulauan menimbulkan beberapa keterbatasan yang ditemui oleh masyarakat atau petugas sampah sehingga perlu adanya pendampingan agar peran serta mereka dapat terus meningkat.
Sehingga di sini kami bekerja melalui beberapa alur kegiatan utama yaitu:
- Penyusunan rencana kerja bersama seluruh pemangku kepentingan agar terbentuknya sistem pengelolaan sampah yang sesuai dengan konteks kepulauan.
- Melakukan edukasi rumah ke rumah terkait pemilahan sampah dan penarikan komitmen dari masyarakat untuk menjaga semangat mereka untuk memilah sampah dari sumber.
- Pendampingan rutin kepada sistem pengumpulan sampah terpilah agar sampah yang sudah dipilah masyarakat tetap terpilah hingga titik akhirnya, contohnya memisahkan sampah organik hingga mencapai tempat pengomposan.
- Pemantauan pelaksanaan sistem pengelolaan sampah yang telah disepakati dalam rencana kerja Melibatkan siswa sekolah dan warung yang diedukasi untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai melalui berbagai workshop.
Kami membutuhkan relawan untuk program ini. Klik disini untuk infomasi lebih lanjut.
Forum Koordinasi Multipihak
Permasalahan sampah, khususnya sampah laut menjadi tanggung jawab kita bersama. Kepulauan Seribu dengan karakteristiknya yang berbeda dengan kawasan DKI Jakarta lainnya, juga memerlukan solusi yang unik bagi Kepulauan Seribu, yang terletak 2 jam dari daratan DKI Jakarta menggunakan speedboat dan sering diliput oleh media dan perhatian dari perusahaan dan LSM. Tantangan yang dimiliki Kepulauan Seribu juga dimiliki oleh daerah pulau-pulau kecil lainnya di Indonesia, yaitu kesulitan dalam mengirim sampah ke TPA. APBD Kepulauan Seribu yang mengirimkan sampahnya sebesar 6.000 ton setiap bulan menghabiskan 20 miliar Rupiah setiap tahunnya. Oleh karena itu, Kepulauan Seribu menjadi contoh yang menarik untuk menjadi pembelajaran bagi pulau-pulau kecil lainnya. Tantangan ini tidak dapat diselesaikan oleh satu instansi saja, sehingga Yayasan KEHATI dan Divers Clean Action menginisiasi forum multi-stakeholder untuk mengumpulkan sumber daya dan potensi yang tersebar untuk mencapai target Jakstranas 30% pengurangan sampah pada tahun 2025.
Seluruh pembelajaran dari Program SOSIS dikumpulkan dan berdasarkan hasil kebutuhan kita yang diidentifikasi pada forum multi-stakeholder, kami membutuhkan dokumen roadmap atau peta jalan sistem pengelolaan sampah di Kepulauan Seribu. Peta jalan ini dibutuhkan untuk menyatukan output dari seluruh kegiatan kita untuk mencapai target Jakstranas di beberapa tahun mendatang dan menjadi panduan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mengalokasikan sumber daya dan perencanaan programnya sejalan dengan target Jakstranas. Diharapkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, perusahaan, universitas, LSM, dan masyarakat dapat berperan secara aktif dan memiliki persepsi yang sama mengenai kebutuhan peta jalan dan kolaborasi yang diwadahi dalam forum multi-stakeholder.
Divers Clean Action berkomitmen untuk memfasilitasi dialog dengan harapan untuk mendapatkan berbagai solusi dari masalah persampahan di Kepulauan Seribu.
Kami membutuhkan relawan untuk program ini. Klik disini untuk infomasi lebih lanjut.
Inovasi model bisnis untuk reduksi kemasan
Banyak kita jumpai produk yang dijual di semua toko dan supermarket dibalut dengan kemasan yang beragam macamnya, ada kemasan plastik, kertas, kaleng, dan sebagainya. Sayangnya, kemasan hanya digunakan sekali pakai dan berumur pendek, yang kemudian kita buang setelah selesai pakai. Hasil clean-up pantai yang kami lakukan sejak tahun 2016, sebanyak 64% merupakan plastik sekali pakai. Bahannya yang mudah terbang dan rendahnya laju pengumpulan sampah di beberapa daerah menyebabkan sampah ada di laut. Berita bangkai hewan mati karena tersedak sampah kita ramai disiarkan di media, dan ini akan terus terjadi apabila kita tidak menghentikan penggunaan kemasan sekali pakai. Kami menginisiasi refill store, atau toko curah, dimana konsumen memiliki pilihan untuk menghindari kemasan sekali pakai dengan menggunakan ulang wadah yang mereka miliki di rumah untuk membeli produk tersebut. Model bisnis refill store Cura’ menggandeng beberapa warung di Kepulauan Seribu dan menggunakan konversi berat untuk setiap produk yang dibeli oleh konsumen. Sepanjang rantai bisnis, kami bermitra dengan supplier produk, distributor dan pemilik warung yang memiliki visi yang sama. Animo masyarakat pulau sangat tinggi menanggapi keberadaan toko Cura’ semenjak dibuka di bulan Februari 2020. Cerita sukses dan pembelajaran ini akan kami sampaikan kepada pemerintah dan perusahaan FMCG untuk turut mendukung inisiatif mengurangi kemasan sekali pakai. Kami akan mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak di dalam kegiatan ini mendorong inovasi bisnis supply chain dan desain ulang kemasan demi memerangi sampah laut.
Kami membutuhkan relawan untuk program ini. Klik disini untuk infomasi lebih lanjut.
Wisata berkelanjutan berbasis masyarakat pulau
Kepulauan Seribu merupakan salah satu wilayah ditetapkan dalam 10 Kawasan Strategi Pariwisata Nasional di tahun 2016 dan berada pada wilayah Taman Nasional Laut milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kelautan. Sebanyak hampir 600.000 wisatawan menunjungi Kepulauan Seribu sepanjang tahun 2019, dan masalah yang timbul akibat dari kegiatan wisata tidak dapat diabaikan, beberapa contohnya yaitu sampah laut, kerusakan terumbu karang, dan pergeseran gaya hidup masyarakat setempat.Kami berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti Yayasan Kehati, Universitas Pancasila, Kelompok Sadar Wisata masyarakat setempat, dan lainnya, untuk bersama - sama mengurangi dampak lingkungan dan sosial beserta menjaga kelestarian alam di Kepulauan Seribu. Prinsip wisata berkelanjutan yang kami bangun di program SOSIS yaitu berikut ini.
- Partisipasi Masyarakat. Sebagai pelaku, masyarakat pulau memiliki kuasa dan kepentingan untuk bergerak menjaga keindahan alam bawah laut dan budaya pulau agar wisatawan tetap berdatangan di masa mendatang. Di program SOSIS, kami bekerja sama dengan Pokdarwis dalam merencanakan konsep wisata ramah lingkungan dengan harga yang terjangkau dan dapat dilakukan oleh seluruh penyedia jasa wisata.
- Konservasi dan edukasi alam. Prinsip konservasi alam dan juga edukasi seputar budaya dan lingkungan sekitar pulau menjadi salah satu dasar dalam penentuan rencana perjalanan wisata maupun kualitas jasa yang diberikan. Contohnya yaitu penanaman mangrove di Pulau Harapan dan penjelasan konservasi penyu di Pulau Pramuka bersama Taman Nasonal Laut Kepulauan Seribu.
- Minim sampah.Masyarakat pulau menganggap masalah sampah laut merupakan kondisi darurat yang berbahaya bagi pekerjaan mereka ke depannya dan juga kelestarian lingkungan. Pokdarwis bekerja sama dengan Bank Sampah pulau untuk menciptakan jasa wisata minim sampah, yaitu dengan mengurangi kemasan sekali pakai saat menyajikan makanan dan minuman dan partisipasi clean-up di setiap tur di bawah laut dan di pantai.
- Kolaborasi dan komitmen bersama. Untuk mencapai tujuan dan merealisasikan visi bersama, kami menjunjung tinggi prinsip kolaborasi dan berkomitmen untuk terus menjaga semangat dalam menjaga laut Kepulauan Seribu tetap lestari. Seluruh stakeholder berperan di dalam kegiatan wisata Kepulauan Seribu turut berpartisipasi dalam dialog rutin, yaitu perusahaan swasta, pemerintah, yayasan, akademia, asosiasi industri, dan organisasi masyarakat.
Kami akan terus bekerja bersama seluruh stakeholder untuk mewujudkan ekowisata di Kepulauan Seribu yang mendorong konservasi alam, reduksi sampah dari sumber, dan edukasi wisatawan.
Kami membutuhkan relawan untuk program ini. Klik disini untuk infomasi lebih lanjut.
Relawan Dibutuhkan
Kami membutuhkan relawan untuk membantu program Pengembangan Kapasitas Masyarakat di Pulau Harapan dari tanggal 27 agustus- 20 september 2021, dengan ketentuan Sebagai berikut :
- Warga Negara Indonesia
- berusia 18-35 tahun
Jangan ragu untuk menghubungi kami untuk informasi lebih lanjut